Seantero kecelakaaan dipunggah keluar dari lubuk hati seluruh rakyat berjiwa besar,
yang ternanti nanti di jauhnya kangkang barat dan timur seakan rasa bersama bangkitnya,
tiba tiba seruan tentang ketidakadilan jadi mainan kata sang pemimpin dari besar hingga kecil,
janganlah terjadi engkau bertitah palsu mahu mengjulur kata indah buat semua yang marah,
tiba tiba kemiskinan bagai menjadi ratapan batin yang menuntut agar dibela segera,
yang dulunya kau melihat keji hinggalah berlaku gelombang yang tidak disangka bergulung rakus,
tiba tiba yang tidak disangka oleh nombor satu yang masing masing membawa percik,
membakar menjadi obor yang membakar menguatkan cahaya yang tidak akan terpadam,
sampaikanlah pesan mu itu wahai obor obor yang membakar diri merela mencetus sakti,
kita ini bersaudara pada nasib, kita ini bersaudara pada takdir,
sampaikanlah kepul kepul asapmu di udara bebas menjana spekulasi pemikiran agung,
walhal sebelumnya sengsara kau hanya sekadar nombor rujukan tesis buat sang intelektual,
sampaikanlah perciknya anak api kau nun jauh menyemai lembapnya tanah pertiwi tertindas,
biar ia rela mencucuh turun lahar api panas yang tiada tolok bandingnya buat sang penguasa,
dan teringatlah pesan ku pada diri sendiri bahwa tiada yang teragung kecuali bangkit,
dengan di sisi ku adalah anak anak jati seluruh manusia tertindas,
dan teringatlah pesan ku pada diri sendiri bahwa janganlah merasa sedih seketika,
kerna perjuangan di depan matamu lebih berat menghambat kudrat iradat,
dan teringatlah pesan ku pada diri sendiri bahwa janganlah kau sanggup membalik,
kerna yang bermula itu pasti ada akhirannya yang akan kau cantingkan coraknya,
masa masa ini menuntut kau wahai rakan taulan sahabat handai,
bukanlah bersuka rela menurut sang propaganda media mengacu pemikiran mu,
masa masa ini menuntut kau wahai rakan taulan sahabat handai,
bukanlah untuk kau mengangguk jinak merpati tuntutan asasi kecuali mengagung keras akannya,
masa masa ini menuntut kau wahai rakan taulan sahabat handai,
bukanlah sekadar perjuangan mu yang sipi sipi untuk kau lancap sekadar masa sepi,
dan akhirnya bila kau bersedia memahami yang sakit bagi seorang yang tertindas itu,
pada alur hingga akarnya adalah jiwamu sekalian jua!
menarik...
ReplyDeleteterima kasih cikgu kerana sudi sampai ke blog saya...hehe...diharap cikgu dapat memberi tunjuk ajar jika ada salah dan silap...
ReplyDelete